I. PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan kegiatan yang universal dalam kegiatan masyarakat. Meskipun
pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat,
namum perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing
bangsa atau masyarakat menyebabkan adanya perbedaan penyelenggaraan termasuk
perbedaan sistem pendidikan tersebut. Penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas
dari tujuan pendidikan yang hendak dicapainya, rumusan tujuan pendidikan selalu
mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan
dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara Indonesia.
Tujuan pendidikan adalah kualifikasi yang diharapkan dimiliki murid setelah dia menerima atau menyelesaikan program pendidikan pada lembaga pendidikan tertentu. Indonesia mengalami dua kali pergantian Undang-Undang Pendidikan. Yang pertama adalah UU No.2 tahun 1954, dan yang kedua adalah UU No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Perumusan tujuan dengan tegas dan jelas, menjadi inti dari seluruh pemikiran pedagogis dan perenungan filosofi. Tujuan merupakan masalah sentral dalam pendidikan, karena tanpa perumusan tujuan yang jelas, perbuatan menjadi acak-acakan, tanpa arah, bahkan bisa sesat atau salah langkah. Tujuan ini merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki oleh peserta didik setelah proses pembelajaran. Bagaimana kajian analisis tentang komponen pendidikan Islam terkait tujuan pendidikan Islam, bahwa pengembangan pendidikan Islam berbasis Tujuan sebagai titik tumpuan dari pendidikan.
Tujuan pendidikan adalah kualifikasi yang diharapkan dimiliki murid setelah dia menerima atau menyelesaikan program pendidikan pada lembaga pendidikan tertentu. Indonesia mengalami dua kali pergantian Undang-Undang Pendidikan. Yang pertama adalah UU No.2 tahun 1954, dan yang kedua adalah UU No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Perumusan tujuan dengan tegas dan jelas, menjadi inti dari seluruh pemikiran pedagogis dan perenungan filosofi. Tujuan merupakan masalah sentral dalam pendidikan, karena tanpa perumusan tujuan yang jelas, perbuatan menjadi acak-acakan, tanpa arah, bahkan bisa sesat atau salah langkah. Tujuan ini merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki oleh peserta didik setelah proses pembelajaran. Bagaimana kajian analisis tentang komponen pendidikan Islam terkait tujuan pendidikan Islam, bahwa pengembangan pendidikan Islam berbasis Tujuan sebagai titik tumpuan dari pendidikan.
II. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian manajemen strategi?
2. Apa sajakah isu-isu pengembangan dalam
perencanaan pendidikan?
3. Bagaimana
strategi pengembangan perencanaan pendidikan?
4. Bagaimana
menyusun rencana pengembangan pendidikan?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manajemen Strategi.
Dalam
hal ini banyak sekali pengertian-pengertian manajemen strategi menurut para
ahli, namun secara umum strategi adalah kerangka yang membimbing dan
mengendalikan pilihan-pilihan yang menetapkan sifat dan arah suatu organisasi
atau perusahaan. Menurut Drucker
strategi adalah
mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right things). Sejalan dengan
pendapat Clausewitz bahwa, “strategi merupakan suatu seni menggunakan
pertempuran untuk memenangkan perang.” Skinner juga mengatakan, “strategi
merupakan filosofi yang berkaitan dengan alat untuk mencapai tujuan.” Begitu
pula dengan Hayes dan Weel Wright “strategi mengandung arti semua kegiatan yang
ada dalam lingkup perusahaan, termasuk didalamnya pengalokasian semua sumber daya yang dimiliki
perusahaan.
Sejalan
dari pengertian diatas dari sudut etimologis, berarti penggunaan kata “strategi” dalam manajemen sebuah
organisasi, dapat diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang
secara sistematis dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada
tujuan srategi organisasi. Rancangan yang bersifat sistemati itu, dilingkungan
sebuah organisasi disebut perencanaan strategi. Dalam perjalanan sejarahnya
dilingkungan organisasi profit dan non profit pengertian manajemen strategi
ternyata telah semakin berkembang.
Wahyudi
mengatakan, manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan
(formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) tentang
keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah
organisasi mencapai tujuan-tujuan masa mendatang.[1]
B. Isu-isu
pengembangan dalam perencanaan pendidikan.
1. Lingkungan
global dan nasional
a. Lingkungan
global
Semakin
cepatnya perkembangan dan perubahan di dunia pendidikan karena kemajuan
teknologi pendidikan, kewiraswastaan,dan pedagogi terhadap struktur pendidikan
tradisional dan paradikma konvensional penyelenggaraan pendidikan dasar.
b. Lingkungan
nasional
Berdasarkan
Undang-undang nomor32 tahun 2004 Bab III, pasal 14 salah satu kewenangan pemerintah dibidang pendidikan, maksudnya
dalam kabupaten atau kota mempunyai kewenangan untuk mengatur kepala sekolah
dan guru pada bidang di daerahnya. Konsekunsi dengan adanya kewenangan daerah
dibidang pendidikan ini maka penyelenggaraan pendidikan dasar yang dahulu
dikelola oleh dua lembaga (Dinas Pendidikan dan Kanwil Depdiknas) direstrukrisasi sesuai dengan kebutuhan daerah.
Pada intinya era otonomi daerah akan memberi peluang kepada pemerintah daerah
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
KeunggulanAkademik
Kualitas
lulusan belum memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mewujudkan keunggulan bangsa
Jaringan
kerjasama belum berkembang
Kapasitas
dan kinerja kelembagaan
Budaya
organisasi yang sehat dan sinergi antar berbagai unit dilingkungan sekolah
belum terwujud
Sumber
daya keuangan
Blum
mencapai kebutuhan untuk mendukang visi misi
Sumber
daya Manusia
Belum
tewujudnya budaya saling percaya.[2]
C.Strategi pengembangan
perencanaan pendidikan.
Setelah
sasaran pengembangan ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan suatu strategi yang tepat untuk
mewujudkan
sasaran pengembangan. Adapun strategi yang bisa digunakan adalah dengan membuat
tahapan strategi pengembangan yaitu:
1.
Jangka pendek.
a)
Studi kurikulum.
b)
Studi SDM.
c)
Studi kerjasama dan peningkatan usaha.
d)
Studi system pengawasan dan evaluasi.
2.
Jangka menengah.
a)
Pelaksanaan hasil studi.
b)
Pemantapan seluruh aspek sasaran pengembangan.
c)
Evaluasi pelaksanaan sasaran pengembangan.
3.
Jangka panjang.
a)
Tercapainya konsolidasi menyeluruh dalam pengembangan pendidkan.
b)
Peningkatan kondisi pendidikan.
Setiap
tahap dari strategi pengembangan
diatas harus memiliki target atau indikator–indikator keberhasilan yang jelas
untuk mengetahui efektifitas dari setiap kegiatan. Jika dapat mencapai target
dengan baik, maka sasaran-sasaran pengembangan yang telah ditetapkan akan
berjalan dengan baik.[3]
Adapun
dalam buku lain dijelaskan ada tiga pilihan strategi pemasaran umum yang bisa
diikuti oleh setiap institusi.
a.
Strategi biaya rendah
Strategi
ini menuntut sebuah
organisasi untuk menjadi institusi yang memiliki biaya paling rendah dalam
pasarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi, penghematan
waktu, control yang ketat terhadap biaya, dll. Manfaat strategi ini adalah
bahwa ia dapat mengarahkan sumber daya
pada beberapa
wilayah yang diidentifikasi sebagai mutu menurut pandangan pelanggan.
b.
Strategi pembedaan.
Strategi
yang menuntut institusi untuk menjadi unik dalam beberapa hal dibanding para
pesaingnya. Dalam pasar komersial ini dapat membantu perusahaan untuk
menentukan harga premium. Dalam pendidikan, kelebihan strategi tersebut adalah bisa menarik
pelajar dan sebuah
ciri yang unik dapat memudahkan institusi dalam memperoleh sumber-sumber dana
alternative.
c.
Strategi focus.
Strategi
ini mencakup konsentrasi pada sebuah
wilayah geografis, kelompok pelanggan, atau segmen pasar tertentu. Ia adalah sebuah setrategi
pembedaan melalui segmentasi pasar. Dengan target tertentu, institusi akan
menyesuaikan program-programnya agar lebih dekat dengan kebutuhan
kelompok-kelompok target. Setrategi ini bertujuan untuk memperoleh kemajuan
kompetitif.[4]
C. Menyusun rencana
pengembangan pendidikan
Menurut Depdikbud (1982),
langkah-langkah yang ditempuh dalam proses penyususnan perencanaan pendidikan
yaitu:
1.
Pengumpulan dan pengolahan data, perkembangan pendidikan pada masa
sekarang sangat perlu diketahui dan dipahami secara jelas oleh perencana
pendidikan karena gambaran keadaan itu akan dijadikan dasar untuk penyusunan
perencanaan pendidikan. Langkah pertama mengidentifikasi jenis data yang
diperlukan.
2.
Jenis data yang dikumpulkan berkenaan
dengan sistem pendidikan,
baik data kuantitatif, data sarana dan prasarana, keadaan penduduk, geografi
dan lapangan kerja.
3.
Diagnosis, data yang sudah terkumpul harus
dianalisis dan didiagnosis. Menganalisis data merupakan proses untuk
menghasilkan suatu informasi. Mendiagnosis keadaan pendidikan dapat dilakukan
melalui penelitian dengan jalan meninjau segala usaha dan hasil pendidikan,
termasuk mengkaji rencana yang sudah disusun tetapi belum dilaksanakan. Dalam
mendiagnosis keadaan pendidikan dipergunakan kriteria-kriteria seperti
relevansi, efektifitas dan efesiensi.
4.
Perumusan kebijakan, merupakan suatu pembatasan gerak
tentang apa-apa yang akan dijadikan keputusan oleh orang lain. Suatu kebijakan
di bidang pendidikan dirumuskan secara melembaga oleh pemerintah dengan
melibatkan instansi-instansi terkait. Biasanya kebijakan pendidikan sudah
dituangkan dalam repelita. Para perencana pendidikan tetap memegang peranan
penting terutama dalam memberikan nasehat teknis dalam perumusan kebijakan.
5.
Perkiraan kebutuhan masa depan, perencanaan pendidikan harus mampu
memperkirakan kebutuhan masa depan, sehingga rencana yang lengkap dapat
disusun.
6.
Perhitungan biaya, menghitung untuk semua kebutuhan
yang sudah diidentifukasikan di masa mendatang. Perhitungan biaya dilakukan dengan menggunakan
satuan biaya atau standardisasi harga yang berlaku untuk setiap kelompok
kebutuhan dengan memperhatikan fluktuasi harga.
7.
Penetapan sasaran, para perencana pendidikan meneliti
sasaran-sasaran pendidikan untuk masa yang akan datang. Dari sasaran itu
ditetapkanlah dana untuk masing-masing tingkatan sekolah.
8.
Perumusan rencana, perencanaan yang disusun pada
dasarnya ditujukan untuk, menyajikan serangkaian rancangan keputusan untuk disetujui dan
menyediakan pola secara matang.[5]
9.
Perincian rencana, rencana yang telah dirumuskan
dilakukan dengan cara, yaitu penyusunan program dan identifikasi serta
perumusan proyek. Penyusunan
program adalah membagi-bagikan rencana kedalam kelompok kegiatan. Setiap
kegiatan dalam kelompok ini harus saling menunjang, dan meuju tujuan yang sama.
10. Implementasi rencana, fase ini sudah sampai pada pelaksanaan rencana yang
disusun. Implementasi ini mulai dilakukan apabila masing-amasing proyek yang
diusulkan sudah disahkan. Oleh karena itu kerangka organisasi untuk berbagai
proyek dikembangkan berdasarkan biaya tahunan. Disamping itu dikembangkan
rencana operasionalnya seperti pendelegasian wewenang, penugasan tanggungjawab,
pengadaan mekanisme umpan balik dan pengawasannya.
11. Evaluasi rencana, dapat dikatakan sebagai kegiatan akhir dari proses
perencanaan sebelum revisi dilakukan. Penilaian berkaitan dengan
kemajuan/perkembangan dan penemuan penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan
suatu rencana. Penilaian yang dilakukan juga bermanfaat untuk melihat rangkaian
kegiatan dalam proses perencanaan.
12. Revisi rencana, dilakukan berdasarkan hasil evaluasi rencana. Revisi
bertujuan untuk memperbaiki, melengkapi atau menyempurnakan rencana yang akan
datang berdasarkan pengalaman masa lalu (rencana yang sudah dilaksanakan).[6]
IV. KESIMPULAN.
Manajemen strategi Yaitu
kiat, cara, dan taktik utama yang dirancang secara sistematis dalam
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada tujuan srategi
organisasi.
Adapun
Isu-isu
pengembangan dalam perencanaan pendidikan meliputi :
1.
Lingkungan
global dan nasional.
2.
Keunggulan
Akademik.
3.
Kapasitas dan
kinerja kelembagaan.
4.
Sumber daya
keuangan.
5.
Sumber daya
Manusia.
Strategi pengembangan perencanaan pendidikan.
Adapun
strategi yang bisa digunakan adalah dengan membuat tahapan strategi
pengembangan yaitu:
6.
Jangka pendek.
7.
Jangka menengah.
8.
Jangka panjang.
Adapun
dalam buku lain dijelaskan ada tiga pilihan strategi pemasaran umum yang bisa
diikuti oleh setiap institusi :
1. Strategi
biaya rendah.
2. Strategi
pembedaan.
3. Strategi
focus.
Menyusun rencana
pengembangan pendidikan.
Menurut
Depdikbud (1982), langkah-langkah yang ditempuh dalam proses penyususnan
perencanaan pendidikan yaitu:
1.
Pengumpulan dan
pengolahan data.
2.
Jenis data yang
dikumpulkan berkenaan dengan sistem pendidikan.
3.
Diagnosis.
4.
Perumusan
kebijakan.
5.
Perkiraan
kebutuhan masa depan.
6.
Perhitungan
biaya.
7.
Penetapan
sasaran.
8.
Perumusan
rencana.
9.
Perincian
rencana.
10.
Implementasi
rencana.
11.
Evaluasi rencana.
12.
Revisi rencana.
V. PENUTUP
Demikian
makalah Perencanaan Pendidikan yang berjudul Basis Perumusan Perencanaan
Pendidikan ini kami buat, semoga dapat memberikan manfaat kepada kita semua,
dan dapat memberikan suatu pemahaman kepada pemakalah secara khususnya.
Sekian
dari kami apabila ada kesalahan atau kekurangan dalam penulisan makalah ini
atau dalam pemahamannya, dimohon kritik dan saran yang membangun sangat kami
butuhkan agar dapat membuat makalah selanjutnya dengan baik.
Dari
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan atas perhatian pembaca kami
mengucapkan terima kasih.
[1] Akdon, Strategic Management For
Education Management, Bandung: Alfabeta 2007, hlm.4-5.
[2] Akdon, Strategic Management For
Education Management, Bandung: Alfabeta 2007, hlm.239-241.
[3] Fahrurrozi, Perencanaan Pengembangan Pendidikan
Islam, Semarang: Pustaka Zaman 2013, hlm.121-123.
[4] Edward Salis, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan,
Jogjakarta: Ircisod 2010, hlm.227.
[5] https://ahmadsaefudinalghosyeh.wordpress.com/2013/04/08/langkah-langkah-penyusunan-perencanaan-pendidikan/, diakes pada tanggal, 12 Novembr
2015, pukul: 11.00 WIB
[6]
https://ahmadsaefudinalghosyeh.wordpress.com/2013/04/08/langkah-langkah-penyusunan-perencanaan-pendidikan/,
diakes
pada tanggal, 12 Novembr 2015, pukul: 11.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar