TEKNIK TUKAR MENUKAR PENGALAMAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Supervisi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Mustaqim,
M.pd
Disusun Oleh :
Didik Cahyono (1403036087)
Hadyan Luthfi Julianto (1403036089)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
I.
PENDAHULUAN
Bila
kita berbicara mengenai pendidikan maka tak akan ada hentinya karena pendidikan
itu adalah sesuatu yang urgen dan tak mengenal usia, apalagi dimasa sekarang
orang berlomba-lomba dalam mengembangkan karirnya demi untuk kebahagiaan dimasa
depan. Pendidikan adalah salah satu unsur yang paling penting dalam kehidupan
manusia yang merupakan proses dalam pembentukan pribadi dan karakter manusia.
Dalam
setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya sebuah pengawasan atau
supervisi dan supervisor
bertanggungjawab dalam munculnya suatu yang efektif dan efisien dalam program
tersebut. Supervisi menurut purwanto (1987) adalah aktifitas pembinaan yang
direncanakan untuk mmembantu para guru dan
pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Berbagai macam teknik
dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru untuk meningkatkan situasi
dalam pembelajaran, baik secara kelompok maupun perorangan atau pun dengan
secara langsung bertatap muka dan cara taklangsung bertatapmuka atau melalui
media komunikasi.
Setelah
mempelajari beberapa tentang teknik supervisi individual, observasi kelas,
kunjungan kelas, percakapan priadi dan teknik menilai diri sendiri dan lain
sebagainya. Oleh karna itu kami pemakalah akan menjelaskan tentang teknik tukar menukar pengalaman (sharing of
experience).
II.
RUMUSAN
MASALAH
A. Apa
pengertian dari Teknik tukar menukar
pengalaman ?
B. Bagaimana langkah-langkah teknik
tukar menukar pengalaman ?
C. Apa sajakah problematika
yang harus di pecahkan di dalam teknik
tukar menukar
pengalaman ?
III.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tukar Menukar
Pengalaman
Penataran
merupakan sesuatu yang membosankan. Dikatakan membosenkan karena guru-guru
menganggap bahan yang diberikan sudah pernah dimiliki, atau cara penyajian juga
kurang menarik, karna tidak bersumber pada kebutuhan profesi mereka. Oleh
karena itu suatu teknik perjumpaan yang disebut “ sharing of experience “
adalah cara yang begitu bijaksana. Didalam teknik ini kita berasumsi bahwa
guru-guru adalah orang yang sudah berpengalaman. Melalui perjumpaan diadakan
tukar menukar pengalaman, saling memberi dan menerima, saling belajar satu
dengan yang lain. namun demikian, prosedur sharing harus dipersiapkan secara
teratur agar sebuah tujuan yang diinginkan dapat dicapai.[1]
Asumsi yang melatar belakangi teknik ini ialah bahwa
guru-guru, pada umumnya adalah orang yang berpengalaman dalam bidangnya
masing-masing, sehingga memungkinkan diadakan tukar menukar pengalaman diantara
mereka, saling memberi dan menerima dan saling, belajar diantara mereka untuk
memperoleh pengalaman-pengalaman, baru yang bermanfaat dalam tugas mereka.
Tukar-menukar pengalaman semacam ini lebih bermanfaat jika dibanding dengan
penataran yang sering merupakan sesuatu pemborosan, baik waktu, tenaga, biaya
dan pikiran para pesertanya.[2]
Menurut pendapat lain mengatakan Tukar menukar pengalaman
“Sharing of Experince” suatu teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan
pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah
diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan
yang lain.[3]
B.
Langkah-langkah dalam sharing of experience
Langkah-langkah
sharing of experience antara lain:
1.
Tentukan
sebuah tujuan yang akan dicapai.
2.
Tentukan
pokok masalah yang akan dibahas dalam bentuk problem.
3. Berilah
kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat mereka.
4.
Rumuskan
kesimpulan sementara dan lemparkan problem baru.
Dalam bentuk perjumpaan seperti ini
harus berprinsif bahwa setiap orang mampu berpartisipasi aktif dan setiap
pengalaman perlu dihargai.
Suatu contoh tukar menukar pengalaman
tentang fungsi guru dalam membibing murid. Dibawah ini dapat dikemukakan
sejumlah problem yang dapat dibicarakan bersama.
a.
Tujuannya
Agar seorang guru dapat
belajar dari pengalaman temannya dalam membibing murid.
b.
Pokok-pokok
masalah:
1. Pengalaman
apakah yang diperoleh setelah memperdalam pengetauhan tentang murid-murid baik
secara pribadi maupun kelompok.
2.
Contoh-contoh penghargaan terhadap
perbedaan-perbedaan individual.
3. Pengalaman
yang positif dalam hal memelihara pencatatan murid secara teratur dan kontinu.
4. Bagaimana
guru dapat berhubungan baik dengan orang tua murid dalam membina
murid-muridnya.
5.
Bagaimana
caranya supaya informasi rahasia tentang keadaan murid-murid setelah di bimbing
dengan baik.
c.
Pokok-pokok
diatas dibahas melalui tukar menukar pengalaman guru-guru.[4]
C.
Pemecahan Problematika dalam teknik tukar menukar pengalaman
a.
Membantu
Guru yang belum berpengalaman
Dalam
dunia pendidikan banyak sebagian guru yang belum berpengalaman dalam mengemban
tugasnya. Adapun ciri-ciri guru yang belum berpengalaman, antara lain, adalah
bersikap pemalu, canggung dalam pergaulan dengan teman sejawat, dan tidak
merasa aman dalam mengemban tugasnya.
Oleh
karena itu, seorang supervisor hendaknya memberikan bantuan kepada guru-guru
tersebut. Bantuan itu dapat berupa:[5]
1. Memecahkan
masalah yang dihadapi, baik dalam mengajar maupun perencanaan pengajaran.
2. Memperkenalkan
siswa-siswa dan dapat mengidentifikasi diri dengan siswa.
3.
Mengantarkan
guru baru kedalam suasana pergaulan antar guru.
Teknik
yang dapat
dilakukan oleh seorang supervisor ialah dengan melakukan program orientasi
percakapan pribadi atau mengikutsertakan guru dalam panitia kerja atau kelompok
diskusi. Bimbingan dan pengarahan yang tepat akan sangat membantu dalam
pertumbuhan guru baru. Seperti yang dilakukan oleh guru TK sleman yang mendapat
pelatihan internet dari STMIK AMIKOM. Lebih dari 3 jam, peserta pelatihan dari
sejumlah taman kanak-kanak di sleman ini mendapat pendapingan dari dosen ahli
STMIK AMIKOM. Pelatihan ini diberikan karena guru taman kanak-kanak memiliki
peran strategis untuk menularkan kecanggihan teknologi di dunia maya pada anak
didiknya.
b. Membantu Guru Yang Tidak Efektif
Salah
satu masalah yang sering muncul disekolah adalah masalah guru yang sering
datang terlambat atau tidak hadir pada jam pelajaran yang ditentukan. Pada
umumnya sebagian guru memiliki usaha sampingan di luar jam pengajarannya. Usaha
sampingan ini di lakukan untuk menambah penghasilan keluarga, karena gaji guru
memang tidak terlalu besar.
Untuk
mengatasi masalah tersebut, perlu adanya kesediaan dan kerelaan dari rekan guru
lain untuk mengisi kekosongan itu. Sistem piket menjadi salah satu jalan
alternatif untuk menanggulanginya. Seorang supervisor hendaknya dapat
memberikan masukan agar tercipta suasana sekolah yang menyenangkan sehingga
semua guru merasa saling membantu, tidak mempermasalahkan waktu-waktu yang
kosong.
c. Membantu Guru Kurang Rajin
Menurut
Sahertian ada beberapa macam penyebab yang mempengaruhi guru menjadi kurang
rajin, antara lain sebagai berikut.
1.
Karena
sikap kepala sekolah. Misalnya, tidak ada penghargaan dari kapala sekolah terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh guru, tidak ada kepercayaan dari pimpinan
sekolah, dan tidak mendapat perlakuan
yang layak dalam hal promosi jabatan.
2.
Karena
sikap guru. Misalnya, banyak persoalan pribadi atau masalah keluarga yang memberikan beban berat.
Ciri-cirinya antara lain sebagai
berikut.
a. Tidak
tertarik terhadap hal-hal yang baru dalam bidang pengembangan pendidikan.
b. Tidak pernah membuat catatan
dalam persiapan melakukan pelajaran.
c. Tidak
pernah mengoreksi pekerjaan siswa.
d. Menghindari
bekerja sama dengan orang lain.
e. Cepat-cepat
pulang setelah pekerjaan.[6]
Bantuan yang dapat diberikan untuk
menolong guru-guru yang kurang rajin adalah dengan memberikan tanggung jawab
kepada guru-guru, memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk menghayati
motivasi dan stimulasi dengan menggunakan teknik-teknik dinamika kelompok, dan
mengikutsertakan guru-guru tersebutdalam panitia pekerjaan.
d. Membantu Guru
Superior
Guru yang superior adalah guru-guru yang sangat
berhasil dalam pelajarannya karena menggunakan cara-cara mengajar yang sesuai
dengan kepribadiannya. Guru-guru yang telah berperpengalaman atau superior ini
hendaknya perlu memiliki sikap rendah hati. Sikap tersebut dapat diwujudkan
dengan membantu sesame rekan guru yang lain dalam menggunakan metode-metode
pembelajaran yang sesuai. Keahlian dan keprofesionalannya harus dapat
memberikan dampak yang positif bagi semua pihak, yaitu bagi anak didik dan
sesame rekan guru.
Dengan begitu, rekan guru yang lain dapat belajar dan
berlatih kepada guru yang superior agar proses belajar mengajar semakin berkualitas
dan efektif. Kunjungan supervisior kepada guru-guru superior akan sengat
bernilai sebab mereka akan merasa diperhatikan, dihargai, dan dapat
menghilangkan prasangka bahwa supervisior hanya mengunjungi guru-guru yang
kurang mampu. Kunjungan supervisior dapat memberikan dorongan bagi guru-guru
untuk lebih maju lagi.[7]
e. Membantu guru dengan kelemahaan pribadi
Dalam dunia pendidikan, kelemahan guru menjadi suatu
maslah yang perlu mendapat perhatian serius. Kelemahan-kelemahan guru ini dapat
dilihat dari beberapa hal berikut:
1. Suara pada saat ia berkata-kata, misalanya menelan
kata-kata, sewaktu berbicara kurang jelas, terlalu cepat berbicara, suka
mengeluh, dan marah-marah.
2. Gangguan dalam gaya lahiriah dan inti pribadi,
misalnya berpakaian terlalu menyolok dan bersolek secara berlebihan, atau
sebaliknya pekaian kurang rapi, ekspresi muka tidak berubah, dan sebagainya.
3. Gangguan watak dan pribadi, misalnya cepat
tersinggung, terlalu peka, tidak percaya, selalu salah pengertian, ketakutan
yang berlebihan, dan kurang tenang emosional.
Dengan demkikian supervisior dan rekan-rekan guru
lainnya harus mengenal pribadi dari seluruh guru, agar dapat memberikan
diagnosis dan pembinaan serta arahan pada pribadi guru-guru tersebut.[8]
IV. KESIMPULAN
Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” suatu teknik
perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar memperoleh pengalaman-pengalaman, baru yang
bermanfaat dalam tugas mereka. terhadap topik-topik
yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tan tanggapan dan saling
belajar satu dengan yang lain.
Melatar
belakangi teknik ini ialah bahwa guru-guru, pada umumnya adalah orang yang
berpengalaman dalam bidangnya masing-masing, sehingga memungkinkan diadakan
tukar menukar pengalaman diantara mereka, saling memberi dan menerima dan
saling, belajar diantara mereka untuk
Langkah-langkah
sharing of experience antara lain:
1. Tentukan sebuah tujuan yang akan
dicapai.
2. Tentukan pokok masalah yang akan dibahas
dalam bentuk problem.
3. Berilah kesempatan pada setiap peserta
untuk menyumbangkan pendapat mereka.
4. Rumuskan kesimpulan sementara dan
lemparkan problem baru.
Pemecahan
Problematika dalam teknik tukar menukar pengalaman
a. Membantu Guru
yang belum berpengalaman
b. Membantu Guru
Yang Tidak Efektif
c. Membantu
Guru Kurang Rajin
d. Membantu
Guru Superior
e. Membantu
guru dengan kelemahaan pribadi
V.
PENUTUP
Demikian makalah yang berjudul Teknik
tukar-menukar pengalaman telah selesai kami buat, semoga dapat memberikan
manfaat kepada kita semua, dan dapat memberikan suatu pemahaman kepada
pemakalah secara khususnya.
Sekian dari kami apabila ada
kesalahan atau kekurangan dalam penulisan makalah ini atau dalam pemahamannya,
dimohon kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar dapat membuat
makalah selanjutnya dengan baik. Dari kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan
atas perhatian pembaca kami mengucapkan terima kasih.
[1] Piet
A. Sahertian, Konsep Dasar dan teknik supervisi pendidikan, (Jakarta:
rineka cipta), hlm.
103
[2] http://janganasaltahu.blogspot.co.id/2012/10/teknik-dan-proses-supervisi-pendidikan.html. (Diakses tanggal 24 November
2015)
Daftar Pustaka
Jasmani
Asf, Saiful Mustofa,”Supervisi Pendidikan”, (Yogyakarta: Arruz Media),
Maryono. “Dasar-dasar
dan Teknik-teknik menjadi supervisor pendidikan”. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
2011
Sahertian, Piet A. “Konsep Dasar & Teknik Supervisi
Pendidikan”. Jakarta: Rineka Cipta.
2008
http://janganasaltahu.blogspot.co.id/2012/10/teknik-dan-proses-supervisi- pendidikan.html. (Diakses tanggal 24 znovember 2015)
terima kasih atas ilmunya, semoga menjadi amal ibadah untuk anda.
BalasHapus